Untuk kamu yang aku sebut sahabat, saudara, belahan jiwa, atau entah apa....
Untuk kamu yang pernah mengisi hari-hariku dengan berbagai cerita, tangis pun tawa...
Untuk kamu yang baru saja melewati moment pengulngan hari lahir... aku ingin sekali membuat tuulisan ini: sekedar tulisan biasa, sekedar ngkapan sederhana...
Terimakasih atas semua cerita yang turut kamu untai menjadi bagian dari sejarah tak terlupa dalam hidupku
Cerita awal kebesamaan kita, menyusuri jalan-jalan setapak desa Bulu Lor
Menjadi panitia Ramadhan di kampus yang hasilnya amat tidak karuan tapi cukup ampuh mempersatukan kita
Mengayun langkah antara Paragon menuju Gramedia yang ternyata saat itu belum buka, lalu melanjtkan menuju DP
Menikmati syahdunya perjalanan menuju UNTID di Magelang, lalu melewati 2 hari kerbesamaan penuh kepolosan disana
Bergelut dengan menggigitnya hawa Bandungan dalam acara AKDA
Mengompresku saat demam menyerang
Dan entah bagaimana harus kutulis semua cerita kita... terlalu banyak, dan aku tak mampu
Terimakasih tak terhingga atas semuanya... Tak terkecuali...
Termasuk untuk pemberian tak ternilai dengan harga ini:
Sebuah benda yang membuatkuu selalu merasa hampa jika ada di suatu tempat dalam waktu lebih dari sehari tanpanya...
Sebuah benda yang meski belum seberapa aku membacanya, memahaminya apalagi mengamalkannya, tapi ingin selalu dan selalu aku baca meski hanya satu ayat tiap harinya...
Sebuah benda yang aku pikir fisiknya amat mencerminkan kita berdua: sampulnya coklat (aku), dalemnya ungu (kamu)
Terimakasih untk semuanya...
Semoga Allah selalu menjagamu dari keburukan, dan memudahkanmu menuju kebaikan....
Untuk kamu yang pernah mengisi hari-hariku dengan berbagai cerita, tangis pun tawa...
Untuk kamu yang baru saja melewati moment pengulngan hari lahir... aku ingin sekali membuat tuulisan ini: sekedar tulisan biasa, sekedar ngkapan sederhana...
Terimakasih atas semua cerita yang turut kamu untai menjadi bagian dari sejarah tak terlupa dalam hidupku
Cerita awal kebesamaan kita, menyusuri jalan-jalan setapak desa Bulu Lor
Menjadi panitia Ramadhan di kampus yang hasilnya amat tidak karuan tapi cukup ampuh mempersatukan kita
Mengayun langkah antara Paragon menuju Gramedia yang ternyata saat itu belum buka, lalu melanjtkan menuju DP
Menikmati syahdunya perjalanan menuju UNTID di Magelang, lalu melewati 2 hari kerbesamaan penuh kepolosan disana
Bergelut dengan menggigitnya hawa Bandungan dalam acara AKDA
Mengompresku saat demam menyerang
Dan entah bagaimana harus kutulis semua cerita kita... terlalu banyak, dan aku tak mampu
Terimakasih tak terhingga atas semuanya... Tak terkecuali...
Termasuk untuk pemberian tak ternilai dengan harga ini:
Sebuah benda yang membuatkuu selalu merasa hampa jika ada di suatu tempat dalam waktu lebih dari sehari tanpanya...
Sebuah benda yang meski belum seberapa aku membacanya, memahaminya apalagi mengamalkannya, tapi ingin selalu dan selalu aku baca meski hanya satu ayat tiap harinya...
Sebuah benda yang aku pikir fisiknya amat mencerminkan kita berdua: sampulnya coklat (aku), dalemnya ungu (kamu)
Terimakasih untk semuanya...
Semoga Allah selalu menjagamu dari keburukan, dan memudahkanmu menuju kebaikan....
Dari yang amat merindukanmu,
Rosa
hmm.. iya, sayang..
BalasHapus:*
:*
Hapusaku bingung cara gunain blog :(
BalasHapusKaya' FB aja kok Bee... aku lebih bingung gunain twitter *buka aib* :D
Hapussebuah ungkapan terima kasih dan jalinan silaturahim yang semoga senantiasa mendapatkan rahmat dari Allah Ta'ala ya, Mbak.
BalasHapusAamiin...
Hapusterimakasih atas doa dan kunjungannya mbak :)
kaya fb gimana
BalasHapusbingung begini -___-
gampang twit tauk :*