Selamat ulang tahun kakak…
Ultah ke-23 ya kak? Wah, udah tambah
dewasa… masih kocak kaya’ dulu nggak kamu? Ah, kangen sekali sama
kekonyolan-kekonyolanmu yang selalu bikin aku senyum…
Ini tahu ke-4 aku nggak bisa ngucapin
langsung ya kak, sejak masa SMA berlalu dari genggam kita.
Meski aku tak lagi bisa mendesaign
surpraise nekat bareng mami n andri dengan cara bersekongkol sama guru buat
ngerjain kamu, lalu masuk ke kelas bawa kue tart seperti tahun terakhir kita
sama-sama, aku masih selalu ingin kamu tahu bahwa aku masih selalu mengingat
tanggalmu. Bukan, tentu saja bukan sekedar mengingat layaknya anak-anak ABG
yang selalu menganggap istimewa sekali sebuah tanggal lahir. Tapi setidaknya
ini membuktikan bahwa ribuan hari tanpa sekalipun ada pertemuan pun aku masih
selalu mengaggapmu sahabatku, kakakku, keluargaku… tak sedikitpun tereduksi
oleh rentang jarak yang membentang, apalagi sekedar detik-detik waktu yang
seperti tak pernah restu kita bertemu.
Selamat ulang tahun kakak…
Kalau saja kamu membaca ini, kamu pasti
tahu bahwa aku menuliskannya dengan segenap letup perasaan rindu… dengan
sebongkah harap yang selalu kamu bisikkan dulu, bahwa suatu saat pasti aka nada
pertemuan lagi, sesingkat apapun itu…
Selamat ulang tahun kakak…
Doaku, apapun yang terbaik semoga
selalu untukmu…
“…Aku tak pernah
berharap kau tuk kembali, saat kau temukan duniamu… aku tak pernah mengharap
kau tuk kembali saat bahagia mahkotamu, bila kedamaian selimutmu… jangan kau
kembali…” (Sheila on
7, waktu yang tepat untuk berpisah)
Selamat ulang tahun kakak… baik-baik
disana… dan satu lagi, terimakasih untuk 3 tahun jalinan asa yang pernah kita
rajut bersama, meski mungkin detil motifnya telah memudar seiring terlalu
banyaknya warna baru yang mengisi hidup kita di tahu-tahun berikutnya. Aku
percaya bahwa kita – aku, kamu, mami juga andri akan tetap menyimpan erat rajutan
itu hingga kita menua nanti. Terimakasih atas begitu banyak pemahaman baik yang
kamu bagikan…
Selamat ulang tahun kakak… rindu ini
selalu untukmu…
“Tidak ada pertemuan
yang abadi… tapi aku percaya, seperti pertemuan, perpisahan pun tak ada yang
abadi” (sebuah
kutipan)