Apa kabar, kak? Aku kangen…
Pasti bosen ya denger aku bilang kangen,
kangen, kangen… mungkin kadang terkesan klise dan sekedar basa-basi saja…
Hmm… beri tahu aku kata lain yang mampu
mendefinisikannya, atau cara yang lebih baik untuk mengungkapkannya… maka aku
pasti akan memakainya untuk menyampaikan rasa kangen ini…
Kenapa aku kangen? Apa yang aku kangenin dari
kakak? Banyak!
Bukankah kita pernah hidup bagai dua mata
koin yang selalu bersisian selama hampir tiga tahun? Mengetahui gerak-gerikmu
apapun itu, begitupun juga sebaliknya. Membicarakan obrolan-obrolan ringan,
hingga tumpahan berbagai rasa yang memenuhi dada. Bertengkar kecil hingga
saling mendiamkan beberapa hari, atau adu mulut saling mempertahankan ego. Aku
kangen itu semua.
Aku nggak peduli pada apapun penilaian orang.
Tentang mereka yang masih saja ada yang menganggap perasaan sayangku adalah
murni sayang pada sahabat adalah ketidakmungkinan, aku tak lagi peduli. Semoga
juga nggak aka nada lagi wanita-wanita terdekatmu yang menganggapku saingan,
atau bahkan ancaman, seperti beberapa tahun lalu ;)
Ehmm, tapi mungkin aku tau salah satu sebab
kenapa kamu akan selalu penting untukku. Karna kamu adalah orang yang pernah
menjadi saksi sekaligus pengisi satu tahapan proses pendewasaanku yang, kalau hari
ini akuinget pun rasanya “nggak banget!”. Tahapan dimana seorang rosa hanya
mengandalkan air mata sebagai tameng untuk menghadapi apapun yang menerpanya.
Kenapa kamu akan selalu penting untukku? Karna kamu tahu, betapa aku
berterimakasih untuk kesabaranmu menghadapiku saat itu J
Aku rindu kak… rindu punya beberapa menit
waktu untuk sekedar ngobrol ringan seperti dulu bersamamu. Ah, tapi aku sudah
sangat tahu tentang segala sesuatu yang tak bisa lagi sama seperti dulu. Ya,
pada akhirnya kita memang harus berjalan di jalan kita masing-masing, lalu
merajut lembar-lembar baru bersama orang-orang baru pula. **apa kamu tahu?
Lucunya, aku kadang cemburu. Cemburu karna aku tak lagi jadi orang yang tahu
segala sesuatu tentangmu. Tapi, never mind… itu hanya pikiran angin lalu!
Semoga, saat suatu hari kita punya waktu
untuk berbincang hangat seperti dulu… kamu akan melihatku sebagai rosa yang tak
lagi sama seperti dulu.
Semoga kini aku benar-benar tahu…
Bahwa hidup tak hanya sekedar menangis saat
sakit, tapi bagaimana kita bisa bangkit setelah kesakitan itu
Bahwa hidup bukan sekedar bagaimana merancang
apa yang kita inginkan, tapi bagaimana kita berusaha untuk bisa menggapainya,
dan mengikhlaskan apa-apa yang pada akhirnya memang tak menjadi ‘jatah’ kita
Meski tetap saja, adakalanya saat badai
terasa begitu kencang hingga membuatku hendak jatuh dan luruh, aku akan
berhenti, tersedu… sembari menunggu badai itu reda, lalu bangkit lagi dengan
dada yang lebih lega…
Rosa,
21 Oktober 2012