Kalu
aku ditanya lebih asyik mana nonton film atau baca novel, aku akan langsung
jawab: baca novel!
Kenapa?
Karna saat baca novel aku bisa masuk ke dunia baru dan bebas mengimajinasikan
apapun yang ada dalam novel itu. Sedangkan kalau nonton film, kita tinggal
menikmati “suguhan jadi” hasil imajinasi sutradara.
Nah,
dari kesukaanku baca novel, aku juga beberapa kali menemukan sosok-sosok luar
biasa dalam dunia fiksi. Yaitu para tokoh dalam novel yang karakternya di buata
sedemikian mengagumkannya oleh para penulisnya, tapi tetep membumi, dalam arti
tetep punya sisi-sisi wajarnya manusia (bukan malaikat yg tanpa salah).
Dari
sekian banyak tokoh mengagumkan itu, ada 2 tokoh pria yang selalu terngiang
dibenakku. Bahkan kadang bikin aku mengkhayal akan bertemu sosok seperti mereka
dalam dunia nyata. Dan 2 tokoh itu adalah: Remigius Aditya (dalam novel Perahu
Kertas karangan Dewi Lestari alias ‘Dee’) dan Makky Matahari Muhammad (dalam
novel Cinta di Ujung Sajadah karangan Asma Nadia).
Aku
‘jatuh hati’ pada Remigius Aditya alias Remi, cenderung karna ukuran-ukuran
duniawi. Dia digambarkan sebagai lelaki muda yang tampan dan rapi. Ia juga
seorang pengusaha muda pemilik sebuah perusahaan advertising yang sedang berkembang. Selain itu Remi juga romantic
abis, perhatian, de el el. Ah, tiap baca ulang novel Perahu kertas, aku kok
selalu mengimajinasikan Remi itu Rio Dewanto ya… hahaha…
Sedangkan
alasanku menyukai Makky Matahari Muhammad, lebih pada alasan-alasan dunia
akhirat (ceileeee….!!!). Dia anak muda berpenampilan santai dan seadanya.
Tinggal dengan seorang ibu dan seorang adik perempuan, sedangkan ayahnya sudah
meninggal. Makky punya hobi dibidang fotografi. Tapi yang paling mengagumkan,
dibalik penampilannya yang sama sekali tidak menggambarkan sebuah ‘kealiman’
bak aktivis2 rohis atau remaja masjid, Makky amat teguh memegang prinsip2 yang
saat ini sudah amat longgar diterjang. Salah satunya, ia tidak akan menyentuh
wanita yang bukan mahramnya. Ia selalu mengingat dan memegang teguh nasihat
almarhum ayahnya, bahwa ia tidak boleh berkelakuan buruk, karna ia menyandang
nama dari manusia paling mulia di dunia (Muhammad). Ah, Makky… mengagumkan
sekali! Aku juga suka banget sama namanya. Di novel itu disebutkan, Makky itu
artinya “Laki-laki yang hatinya tertaut dengan Makkah”. Emm, uniknya lagi,
kalau Remi langsung aku gambarkan dengan sosok Rio Dewanto, untuk Makky, aku
bahkan sama sekali nggak tau harus mengimajinasikan sosok fisiknya seperti
siapa. Atau jangan2 aku bakal dipertemukan dengan sosoknya di dunia nyata? (mulai
ngayal!!! Haha…)
Emm…
satu lagi, bagiku, Makky adalah penggambaran imaginative atas rangkaian
doa-doaku tentang “jodoh”. :)
Rosa,
29 november 2012