gb. dari google
Dulu, awal saya hidup
di Semarang, saya cukup dibuat takjub oleh fakta yang tergelar di hadapan saya.
Apa itu? Adalah saat saya mendengar pengakuan dari beberapa teman baru yang
mengaku “belum” terbiasa menjalankan sholat lima waktu dan “belum” bisa membaca
Al-Qur’an.
“Belum” diumur yang ke
sekian sedang dia adalah seorang muslim sejak lahir? Jujur sangat aneh di benak
saya saat itu. Bukan, bukan karna saya merasa sudah sangat baik menjaga sholat
lima waktu serta sangat baik bacaan Al-Qur’an saya. Sungguh bukan itu. Sampai
sekarang pun saya masih teramat sering lalai menjaga sholat agar selalu di awal
waktu. Di lingkungan keluarga besar saya, saya juga termasuk paling payah
bacaan Al-Qur’annya.
Mungkin satu alasan
kenapa saya menjadi sedemikian heran waktu itu. Saya selama ini amat kuper. Saya
lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga, yang meski bukan keluarga ‘alim, tapi
masih cukup baik menjaga nilai-nilai pokok keislaman. Teman-teman sepermainan
saya sejak SD hingga SMA pun cenderung lingkungan homogen. Dan, Segala puji hanya bagi Allah yang telah
menempatkan saya di lingkungan sebaik itu.
Seiring berjalannya waktu,
timbul pertanyaan baru di benak saya, masih berkaitan itu. Dimana peran orang tua
mereka? Tidakkah mereka mengingatkan dan membiasakan anaknya sejak kecil? Ah,
mungkin saya terlalu picik memandang persoalan ini. Saya hanya menggunakan
keluarga saya sebagai tolok ukur. Bapak Ibu saya mulai keras dan disiplin
membiasakan saya sholat lima waktu saya kelas 3 SD. Apa serta merta saya senang
hati menjalankannya? Tentu saja tidak. Bagi anak seumuran itu, sholat lima waktu
adalah perkara berat dan penuh keterpaksaan. Tapi orang tua saya tidak peduli.
Dalam proses pembiasaan
itu, pernah beberapa kali saya ‘bandel’ melewatkan sholat. Ada 2 sholat yang
saat itu paling ‘hobi’ saya tinggalkan, yaitu isya’ dan subuh. Dan saat hal itu
saya lakukan, maka keesokan paginya Bapak dan Ibu akan menjadikan hal itu
sebagai tema ceramah sepanjang hari. Belum lagi 2 kakak saya, yang juga
menjadikan hal itu sebagai bahan olok-olok bagi saya. “Hii… nggak shoal isya’ hiii... mau jadi apa?!!!”. Dan cara itu saya
rasa cukup efektif untuk menimbulkan efek jera bagi saya saat itu. Saya mulai
merasa malu. Mungkin lebih tepatnya malas dijadikan “korban pembantaian”
gara-gara hal itu. Hihi
Satu momen berkaitan
dengan penanaman kebiasaan sholat dalam perjalanan hidup saya yang kemudian paling
saya ingat sampai hari ini adalah ketika saya SMP. Saya lupa berapa umur saya
saat itu. Yang jelas saya sudah baligh *sudah
dapat mensruasi*. Pernah sekali waktu setelah kecapekan ikut kegiaan extra,
saya ketiduran dan meloloskan sholat isya’. Dan saat itulah sebuah kalimat dari
kakak perempuan saya meluncur, dan terekam dengan baik hingga hari ini. “Kamu itu, masih ada ditengah keluarga ang
selalu ngingetin aja kaa’ gitu, terus gimana nanti kalo kuliah, trus hidup jauh
dari keluarga, nggak ada lagi ang ngingetin… mau berapa kali waktu sholat ang
kamu tinggalin?”. Dan saya sangat ingat, saat itu juga hati saya berikrar, bahwa
sekuat tenaga, saya akan selalu menjaga sholat saya, dimanapun kaki saya
menapak. Tekad, yang semoga selalu tertanam dengan baik selama nafas masih
berhembus dari raga saya.
Dari pengalaman pribadi
tersebut, saya kemudian sadar, bahwa bukan sepenuhya salah teman-teman saya
jika mereka lalu masih kepayahan menjaga sholat lima waktu di usia yang sudah
baligh. Orang tua dan keluarga tentu punya peran teramat besar disini. Wajarlah
kalau kemudian Rasulullah mengingatkan kita untuk mencari pasangan yang kelak
akan menjadi partner untuk mendidik anak-anak kita kelak, berdasarkan agamanya,
bukan tampan atau kayanya. Meski juga tak seharusnya teman-teman saya itu lantas
dengan enteng menyalahkan orang tua mereka sebagai dalih. Bukankah kita sudah
cukup dewasa untuk tau apa kewajiban kita sebagai hamba?
Ah, kini saya hanya
ingin berdoa, semoga Allah senantiasa menjaga saya, keluarga serta teman-teman
saya selalu dalam iman dan Islam sampai akhir hayat, dan memberi kemampuan pada
kami untuk selalu berjalan mendekat pada-Nya. Aamiin…
Rosa,
11 Januari 2013
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)