Hampir satu tahu ya kamu hadir intens di hidup saya. Meski hadir hanya lewat baris-baris pesan singkatmu. Kadang saya tersenyum merenungi adamu. Beberapa kali saya mengajukan pertanyaan pada hati saya sendiri, "Apa arti dia untukmu, hatiku?". Heran. Ternyata jawabannya masih saja selalu begitu-begitu saja. Datar. Padahal jujur saja saya berkali-kali memaksa hati ini untuk menempatkanmu di posisi lebih dari hari ini.
Yah, tapi saya lega. Itu artinya saya tak harus tersiksa jika sehari dua hari aktivitasmu terlampau padat hingga tak sempat mengirim pesan singkat beberapa saat. Saya juga lega karna saya tak harus menghadirkan wajahmu saat berdoa tentang sesosok manusia yang akan menemani langkah saya hingga menua bersama. Biarlah. Biarlah ia tetap menjadi misterius hingga saatnya benar-benar tiba untuk saya.
Dan kamu. Saya tetap berharap kamu ada untuk saya. Menemani sepetak ruang kosong hari-hari saya saat semua aktivitas hampir purna di tutup senja. Menemani saya dengan celoteh-celotehmu dan jawaban-jawaban nyelenehmu. Kini saya tak akan lagi memaksa hatiku. Saya akan berbesar hati menerima kenyataan, bahwa sampai hari ini, kamu tetap hanya semangkuk mie ayam saat saya sedang bosan sama bakso :)
Oh ya, tapi saya nggak mau jadi manusia nggak tau terimakasih. Meski nggak berani bilang langsung (karna pasti kamu ngetawain saya), saya mau bilang lewat tulisan ini saja. Terimakasih ya untuk semuanya... untuk bersedia mengisi saya saat saya benar-benar merasa kosong, bahkan saat saya merasa semua orang beranjak dari samping saya. Terimakasih sekali :)
di sela rehat kantor,
20 Maret 2013
Manisnya :)
BalasHapusjauh lebih manis tulisan mbak Syam yang judulnya "pelajaran besar" #kalo nggak salah ;)
Hapus