Jepara, 23 Desember 13
Assalamu ‘alaikum…
Selamat
malam calon imamku, calon ayah
dari putra putri sholihku kelak…
Dimanapun kamu saat ini, semoga perlindungan
Allah senantiasa
melingkupimu. Dan apapun yang
tengah kamu lakukan hingga
belum juga langkahmu sampai disini, semoga hanya kebaikanlah yang menyibukkanmu.
Jika ada yang bertanya apakah aku tak juga lelah menantimu, aku tidak akan berdusta dengan bermanis kata. Jujur akan aku katakan bahwa kelelahan itu sedikit demi sedikit telah menerpaku. Hingga isak
dan sedu tak jarang
mengiringi munajatku di malam-malam syahdu. Tapi kelelahan itu segera sirna,
kala aku mengingat bahwa Tuhanku adalah Tuhan yang Maha baik, yang tak akan
pernah sekalipun ingkar atas janji-Nya.
gb. diambil darisini
Bahwa
wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki baik pula, dan wanita-wanita yang
keji adalah untuk laki-laki keji pula. Aku memilih berbaik sangka pada Allah,
bahwa kamu yang dipersiapkan-Nya sebagai jodohku adalah seorang lelaki sholih yang akan
menuntunku menuju Jannah-Nya. Dan mengapa hingga kini Ia belum juga mengijinkan
kita bertemu, mungkin salah satunya karna aku belum cukup baik dan pantas untukmu.
Aku
akan terus menguatkan kesabaranku, seberat apapun itu. Semoga di tengah sibuknya
hari-harimu, kamu tak lupa menyelipkan doa untukku, agar aku senantiasa mampu
menjaga diri dalam beratnya masa penantian ini. Aku berjanji padamu dan pada
diriku sendiri, aku akan terus berusaha meningkatkan kualitas akhlak dan otakku,
agar kelak mampu mendidik putra-putri kita menjadi anak-anak yang memberi bobot
pada bumi dengan kalimah Laa ilaha
illallah…
Aku
sadar, seringkali perasaan meluap-luapku yang tak sabar untuk segera bertemu
denganmu adalah semata terdorong oleh nafsuku. Dan lagi-lagi aku kembali
memilih untuk percaya sepenuh jiwa, bahwa Allah-lah pemilik sebaik-baik jalan
cerita. Apa jadinya jika Ia mempertemukan kita sekarang? Mungkin keningmu hanya
akan berkerut melihat berbagai ketidaksiapanku mengemban peran istri yang
sungguh sama sekali tidak sesederhana yang ada dalam benakku.
Semoga,
saat aku akhirnya melihatmu tiba di pintu rumahku, lalu menyampaikan
keinginanmu pada ayahku tentang keinginanmu mengambil alih tanggung jawabnya atasku,
aku telah benar-benar siap mempersembahkan bakti terbaikkku untukmu, dan kamu telah
siap menerima dengan lapang dada segala kurang lebihku. Semoga, saat tunainya
janji Allah telah tiba untuk kita, dan Ijab Qabul-mu atas diriku terucapkan, aku
dan kamu sudah menjadi dua manusia yang benar-benar siap melebur menjadi satu
jiwa, mengesampingkan segala ego ke-akuan kita.
Sekian
surat rindu dariku untukmu. Baik-baik disana calon imamku… semoga kamu segera menemukan
jalan menuju rumahku. Akan kubimbing langkahmu melalui untaian doaku dalam
sujud-sujud panjangku di malam syahdu.
Salam
cinta dariku,
Calon makmum-mu
oOo
Tulisan ini diikutsertakan dalam event Giveaway Novel "Kusebut Namamu Dalam Ijab Qabul" Karya Mbak Aida MA dan Elita Duatnofa.