“Bagaimana hidup kita setelah
mati, Ma?” tanya Andien pada Mamanya kemarin sore, tiba-tiba.
Entah
apa pasal, tubuhnya menggigil – berkeringat dingin.
“Kalo
sudah mati ya kita nunggu kiamat, Dek… trus nanti hidup lagi untuk penentuan
kita masuk surge apa neraka…” jawab mamanya - sebisanya.
“Trus
kita bisa ke sini lagi, Ma? Adek pengen ke sini lagi…”
“Lho,
ya nggak bisa, Dek… makanya adek rajin sholat, biar masuk surga. Kalo di surga,
jauh lebih enak daripada disini!”
Andien
terdiam. Seperti merenung. Lalu menggigil lagi, seperti amat ketakutan.
-oOo-
Andien
baru menjelang 7 tahun. Layaknya anak-anak dia memang belum sepenuhnya punya
kesadaran beribadah – masih harus dipaksa. Entah apa pasal dia tiba-tiba
bertanya hal seperti itu. Yang pasti, kita harusnya belajar. Seberapa sering
kita mengingat mati? Dan seberapa takut kita membayangkan kehidupan setelah
kematian?
Semoga
Allah menuntun Andien menjadi wanita sholihah penyejuk hati kami.
Andien sudah cukup kritis mba..langkah yg bagus juga utk semakin membentuk ia menjadi pribadi yg religius dan mengenal Tuhannya secara baik :)
BalasHapusiyaa Mbak, anaknya memang kritis. Iyaa semoga dia tumbuh jadi anak yg taat sama Tuhannya, Aamiin :)
Hapus