"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al Kafirun: 6)
oOo
Tadi pagi terjadi 'diskusi' tentang 'toleransi beragama' di salah satu grup WA yang saya ikuti. Dan diskusi tersebut bermula justru dari cerita saya tentang suatu kejadian yang saya alami beberapa hari lalu. Ah, saya benar-benar nggak nyangka cerita saya akan berbelok menjadi diskusi seperti itu. Saya lupa atau bahkan baru sadar kalo ternyata background pemikiran di grup tersebut juga cukup heterogen. Emm, kalo tau gitu, saya pasti bakal lebih milih menghindari 'diskusi-diskusi' dengan tema seperti itu.
Intinya, ada salah satu teman yang menganggap tindakan saya dalam kejadian tersebut cenderung terlihat 'mengkotak-kotakkan' agama. Oh, oke. Pada dasarnya kita semua punya prinsip masing-masing, ya. Tak terkecuali dalam hal pemahaman tentang toleransi beragama ini. Bagi saya, toleransi tetap ada batasnya. Ada beberapa hal yang bahkan toleransi pun nggak bisa dijadikan dalih atas hal tersebut.
Ah, yasudahlah, ya... seperti ayat di atas. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
Yang penting saling mengharagi prinsip masing-masing aja sih kalo saya bilang. Akan jadi nggak lucu ketika kita menuding orang tidak punya sikap toleransi, lalu memaksa orang tersebut untuk mengaminkan prinsipnya. Karna itu berarti dalam waktu yang sama dia sendiri sedang menunjukkan sikap nggak mampu bertoleransi atas prinsip orang lain. Gitu kan, yah?
Be First to Post Comment !
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung, tinggalkan kesanmu ya :)