wuidihh, gaya banget rasanya saya nulis tips, haha. ini sekedar tips berdasar pendapat dan pengamatan saya pribadi sih, jadi boleh banget untuk nggak setuju atau nggak sependapat.
Di gedung rektorat tempat kerja saya sudah mulai rame oleh para pendaftar dan calon mahasiswa baru. Saya jadi terkenang bagaimana dulu saya menentukan piluhan masuk ke jurusan apa. Cukup bikin galau juga loh, 11-12 sama menentukan pilihan jodoh. *halah*. Nah, berikut cerita saya tentang hal itu.
Dulu waktu memutuskan masuk jurusan akuntansi, jujur bukan karna saya suka banget sama akuntansi sih. Terus karna apa ya? Saya juga nggak tau persis. Yang pasti, seenggaknya otak saya merasa mampu memahami materi mata pelajaran akuntansi waktu SMA -- dan nilai akuntansi saya waktu UN juga sangat memuaskan. Jadi nggak kayal fisika atau kimia di mana saya benar-benar merasa sama sekali nggak mampu mencernanya. Hihi, buka aib.
Yang bikin semakin mantap masuk akuntansi, karna Bapak-Ibuk dan kakak-kakak juga langsung setuju dan mendukung. Emm, ohya... sebenarnya saya sempat pengen masuk Psikologi, tapi Bapak nggak setuju. Bagi Bapak yang orang desa dan dengan tingkat pendidikan yang nggak tinggi, psikologi itu terlalu absurd. Maksudnya, nanti mau kerja apa? kok sepertinya jarang ya liat lowongan kerja psikologi di koran? dan lain-lain gitu lah. Nah, kalo lowongan untuk jurusan akuntansi kan rasanya nggak pernah absen ya dari kolom lowongan kerja di koran. Hihi. Sekali lagi, itu hanya logika sederhananya bapak saya :)
Sebelum benar-benar memutuskan untuk masuk ke jurusan akuntansi, saya juga punya jurusan-jurusan yang masuk daftar hitam untuk saya masuki. Apa itu? Jurusan apapun yang kelak di dunia kerja mengharuskan saya sering berhubungan dengan banyak orang. Contoh, guru. Yup, orangtua saya sempat memaksa saya masuk FKIP, tapi saya menolak habis-habisan. Karna saya tahu persis kapasitas saya. Saya orangnya nggak bisa ramah di setiap waktu dan kondisi. Kalo lagi badmood, sering langsung keluar juteknya. Naahh, saya nggak pengen banget gara-gara sifat jelek saya itu, saya jadi menyakiti banyak orang. Makanya, saya pengen masuk ke jurusan yang kelak memungkinkan saya kerja di bidang yang lebih sering mengharuskan saya sibuk di belakang meja dan hanya berinteraksi dengan komputer. Hihi.
Saya tuh punya beberapa teman yang saat kuliah asal menjatuhkan diri aja. Asal aja masuk -- entah cuma main feeling, atau cuma ikut-ikutan teman. Dan endingnya, mereka kebingungan sendiri. Salah satunya, sahabat saya sendiri. Dia dulu -- nggak tahu karena apa, masuk FKIP Jurusan Bahasa Inggris. Padahal dia sedikitpun nggak minat jadi guru. Nah begitu lulus, ya bingung. Background pendidikan guru, tapi nggak mau jadi guru. Ya otomatis cuma bisa melamar pekerjaan yang memperbolehkan pelamar yang berasal dari berbagai jenis disiplin ilmu -- yang saat ini bisa dibilang lumayan jarang.
Nahh, dari cerita di atas, saya bisa merangkum menjadi beberapa tips buat adik-adik (duilehh, adik-adik :D) yang sedang galau menentukan pilihan jurusan untuk masuk kuliah.
1. ISTIKHAROH. Ini serius lho. Istikharoh kan sebuah jalan yang Allah sediakan saat kita hendak memilih apapun, bukan Cuma jodoh, yeee... :p
2. Masuklah ke jurusan yang kamu punya ketertarikan atasnya. Nggak harus tertarik banget, tapi setidaknya juga nggak antipati banget. Kuliah di jurusan yang kita tertarik aja kalo banyak tugas bakalan tetep mumet, apalagi kalo sama sekali nggak tertarik. Iya, kan?
3. Masuklah ke jurusan yang seenggaknya kamu sudah agak punya pengetahuan, meskipun Cuma dasar-dasarnya. Masa’ iya sih sama sekali nggak bisa main alat musik, tapi masuk jurusan seni musik?
4. Cari tahu dan tentukan dulu besok tuh kamu mau kerja yang kayak apa sih? Biar nggak terlalu bertolak belakang sama cita-cita dan visi-misi hidupmu. Iya sih pada kenyataannya banyak banget yang kerja nggak sesuai latar belakang pendidikannya. Tapi nggak ada salahnya juga kan kalo kita bisa menyinkronkannya sejak sekarang?
5. Masuklah ke jurusan yang diridhoi oleh ayah-ibumu. Yup, ridho Allah tergantung pada ridho orangtua, kan? Kalo kita sudah punya bekal ridho, Insya Allah jalan ke depan saat sudah mulai kuliah dan seterusnya juga akan dimudahkan, aamiin.
Tapi, di atas semua hal yang sudah saya paparkan, ada satu hal yang paling penting. Apa itu? Soal MELURUSKAN NIAT. Yup, apapun yang kita kerjakan akan dinilai Allah berdasarkan niat kita. Makanya niat adalah hal terpenting yang harus terus kita upayakan agar nggak bengkok. Meluruskan niat yang kayak gimana? KULIAH UNTUK MENUNTUT ILMU, bukan biar bisa gampang cari kerja, bukan biar bisa dapet suami tajir plus sarjana, dll. Ya, sebagai manusia memang ngga ada salahnya kita memetakan langkah; kuliah di jurusan ini karna nanti oengen kerja di bidang itu, bla bla bla... tapi niat awalnya harus karna Allah semata. Banyak juga kan sarjana yang lulus dengan IPK cumlaude tapi susah cari kerja?:)