“Allah telah menulis seluruh takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.”
(Shahih,
riwayat Muslim dalam Shahih-nya, kitab al-Qadar (no. 2653), dari
‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, diriwayatkan pula
oleh Tirmidzi (no. 2156), Imam Ahmad (II/169), Abu Dawud ath-Thayalisi
(no. 557)) => sumber
Ramadhan
hari ke-6 setahun lalu, di jam-jam segini pula, saya dibuat bingung,
terkejut sekaligus senang karena datangnya sebuah paket berisi sepaket
pakaian+jilbab syar'i. Ya, pengirimnya memang @BerbagiHijab, sebuah
gerakan sosial yang getol mengkampanyekan pakaian syar'i, dengan
menghadiahi muslimah-muslimah yang sedang berproses untuk hijrah, maupun
muslimah yang merasa membutuhkan.
Dari pertama saya menerima paket, jujur feeling saya langsung 'menuduh' seseorang sebagai aktor di balik datangnya kiriman paket ini. Nggak mungkin banget @BerbagiHijab langsung tau nama, alamat bahkan nomor HP saya, sedangkan sebelum menerima paket itu saja saya sama sekali belum tau tentang gerakan itu :p
Dari pertama saya menerima paket, jujur feeling saya langsung 'menuduh' seseorang sebagai aktor di balik datangnya kiriman paket ini. Nggak mungkin banget @BerbagiHijab langsung tau nama, alamat bahkan nomor HP saya, sedangkan sebelum menerima paket itu saja saya sama sekali belum tau tentang gerakan itu :p
Meski sampai hari ini pun saya tetap nggak sekalipun menerima pengakuan secara blak-blakan dari si tertuduh, keyakinan saya sudah ada di level 100% :P
Hari ini, saya memutuskan berdamai dengan hati saya sendiri dengan memberanikan diri menulis tentang ini. Ya, dulu, saat keputusan 'akhir' telah sepakat kami ambil, saya sempet bilang akan menghapus kontak dia, meng-unfriend FB dia, meng-unfollow twitter dia, dll. Tapi semua itu akhirnya urung saya lakukan. Buat apa? Toh semua itu nggak akan bisa serta-merta menghapus total episode tentang 'kisah kami' dari memori hidup saya. Saya yakin Allah punya misi yang dititipkan pada setiap orang yang Dia hadirkan dalam hidup kita. Termasuk dengan pernah adanya dia di hidup saya. Jadi, dengan kesadaran itu, saya memilih tetap menghargainya sebagai kenangan dan bagian dari potongan takdir saya, tidak peduli semasam apapun ending ceritanya :) Toh, saya sadar, saya nggak pernah punya alasan buat benci sama dia, karna saya nggak bisa mengenang kecuali tentang kebaikannya. Ya, karna memang nggak sekalipun dia melakukan keburukan pada saya.
Dia... adalah orang yang paling tahu caranya menasehati tanpa menggurui -- yang pernah saya kenal. Kiriman paket itu adalah contohnya. Saya tahu melalui paket itu dia tengah menasehati saya untuk memperbaiki pakaian saya. Dia adalah orang yang sangat paham dan telah menerapkan bahwa nasehat yang paling efektif adalah dengan mencontohkan, bukan sekedar retorika. Dia... adalah orang yang hampir nggak pernah terpancing emosi, sepelik apapun masalah yang ia hadapi. Keyakinannya pada kebesaran Allah membuat ia selalu yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Dia... adalah orang yang karena besarnya ambisi, kadang bertindak 'terkesan' terlalu berani.
Saya, sebenarnya tahu -- bahkan sejak awal perkenalan -- bahwa dia bukan untuk saya. Dia sangat berhak mendapat yang jauh lebih baik. Saya merasa pantas untuk tidak pantas mendapatkannya (pinjem kalimat bang Yudi Darmawan) :)
Kiriman foto yang paling saya suka, dan masih saya simpan :) |
Saya bersyukur Allah pernah jadikan dia sebagai bagian dari takdir saya, sebagai salah satu proses bagi saya sampai pada titik ini. Kalau nggak pernah kenal dia, mungkin sampe hari ini saya tetap menjadi Rosa yang hobi memendam kebencian dan kemarahan seperti di waktu silam :)
Sekali lagi, saya menghargainya sebagai bagian dari potongan takdir saya.
Ikhlaskan, ca. Kalo pengin nangis,.nangis aja. Bakal lebih lega. Tapi setelah itu bilang kalo kamu bakal belajar untu lebih menerima. Nanti ada ganti yang lebih baik. :)
BalasHapusSudah, mbak.. Insya Allah sudah menerima :)
HapusAamiin... semoga gantinya cepetan dateng :D
kok sedih sih Chaaaaa :(
BalasHapusHehehe... jangan sediihh dong mbak... :*
HapusSedih Mbak baca ini...:(. Jatuh cinta-melambung-patah hati-tersungkur... butuh waktu lama untuk belajar ikhlas, sabar dan belajar memaknai cinta...^^
BalasHapus