Musim kawin, eh.. nikah telah tibaaa... yeaayyy!!! Yah, meskipun saya masih belom beruntung sih di musim nikah tahun ini. Haha. Gakpapa, kata Nenek semua indah pada waktunya. *neneknya siapa coba?! =D*
Sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama orang Jawa, pasti tahu ya kalau ada bulan-bulan tertentu yang jadi bulan favorit untuk menyelenggarakan acara istimewa -- terutama pernikahan. Salah satunya bulan Dzulhijjah (Kalau orang-orang daerah saya sering menyebutnya Bulan Besar) ini. Saya gak mau bahas soal benar-salahnya mainset itu sih. Beraaattt, gak punya ilmunya pula. Hehe.
Saya mau bahas soal dua kubu yang punya 'perasaan' berseberangan dalam menyambut musim nikah. Hihi. Hidup memang selalu seperti ini, ya. Ada hitam ada putih. Ada Senang ada sedih. Termasuk soal musim nikah ini. Ada orang-orang yang menyambutnya dengan amat sukacita. Tapi ada juga yang menyambut dengan bermuram durja. Siapakah mereka?
Kalau yang menyambut dengan sukacita, tentu saja yang utama adalah mereka yang akan menikah di musim kali ini. Setelah penantian dan pencarian sekian lama, akhirnya semuanya akan berlabuh di dermaga cinta sebentar lagi #cieh. Gimana, ya, rasanya? Betapa bahagianya... Duh, kok saya jadi pengen :P Tapi sukacitanya mereka konon tetep campur stress. Stress menyiapkan segala sesuatunya. Dari mental, sampai berbagai detail yang berkaitan dengan acara, seperti sebarin undangan, menyiapkan kebaya untuk akad nikah dan resepsi, memastikan hidangan saat acara, dan lain lain.
Nah nah, yang gak kalah seneng setiap musim nikah tiba adalah kakak perempuan saya. Kok bisa? Ya bisa! Secaraaa, beliaunya adalah seorang perias pengantin. Beberapa minggu terakhir ini adaaa aja yang datang ke rumah untuk fitting kebaya pengantin. Yup, jadi bagi kakak perempuan saya ini, musim nikah = musim panen rizki bagi dia. Saya pasti kecipratan sih, minimal semangkuk bakso lah. Hehe.
Lalu siapakah orang yang menyambut musim nikah ini dengan bermuramdurja? Tentu saja kami para Jomblowan-Jomblowati =D Bagi mereka, musim nikah adalah saat dimana mereka harus pandai-pandai meredam perasaan galau. Galau karna sudah ingin menikmati musim nikah dengan sukacita pula sementara calon belum ada. Galau tersebut akan semakin menjadi-jadi manakala mereka harus selalu dihantui pertanyaan 'KAPAN' saat menghadiri undangan dari teman yang menikah. Tapi selain itu, yang gak kalah bikin galau adalah: budget untuk amplop yang membengkak drastis. Haha. Iya gak, iya gak? Kalo soal ini kayaknya bukan cuma para jomblo sih yang merasakan, para ibu rumah tangga juga =P
Alhamdulillahnya, musim nikah kali ini saya (baru) dapet undangan cuma satu. Jadi dompet masih lumayan aman sentosa. Haha. Saya harus seneng apa sedih, ya? Dapet undangan cuma satu karna gak punya banyak teman, atau punya banyak teman tapi udah pada nikah? Entahlah =D *pukpuk diri sendiri*
Kalau kamu, dapet berapa undangan bulan ini? =P