Bagi generasi 90-an, Petualangan Sherina adalah salah satu hal paling ikonik. Bahkan saya yang saat itu tinggal di sebuah desa yang cukup terpencil pun gak luput dari euforia Film Petualangan Sherina yang saat itu sangat menggemparkan dunia perfilman tanah air. Meski saat itu saya hanya bisa menontonnya melalui VCD (atau DVD, entah saya lupa persisnya), yang disewakan oleh Bapak dari rental CD yang saat itu marak.
Saya menontonnya puluhan kali, bahkan sampai hafal di luar kepala isi percakapannya dari awal sampai akhir. Haha. Saya kira saya terlalu freak. Eh ternyata banyak juga generasi seangkatan saya yang sama seperti itu. Gak cuma hafal isi percakapan, kami juga jadi halu ingin jadi Sherina dengan meniru apapun yang dilakukan Sherina di Petualangan Sherina.
Menempel hansaplast padahal gak ada yang luka, makan coklat Chacha yang ditaruh kotak bekal, lari-larian di sawah pake tas ransel, dll. Geliii kalo diingat, tapi juga heartwarming.
Pada akhirnya, bagi banyak anak generasi 90-an, Petualangan Sherina tidak lagi hanya sekedar film. Tapi merupakan jejak perjalanan tumbuh kami yang beberapa di antaranya terasa tidak mudah saat itu. Terutama bagi saya. Petualangan Sherina adalah warna yang membuat masa kecil kami terasa indah, di antara berbagai kesedihan dan kesulitan yang saya rasakan saat itu.
Saat dengar kabar akan ada Petualangan Sherina 2 di awal 2020 lalu, wah jelas saya super excited! Bahkan langsung bilang ke suami, pokoknya kalau Petualangan Sherina 2 rilis, saya harus banget nonton.
Dan akhirnyaaa, penantian itu terbayar tuntas di akhir 2023 ini. Meskipun gak bisa nonton di hari pertama rilis pada 28 September 2023, Alhamdulillah tetap bisa nonton pada tanggal 02 Oktober 2023 lalu.
Review Singkat Film Petualangan Sherina 2
Secara garis besar, menurutku film Petualangan Sherina 2 ini mirip banget sama Petualangan Sherina 1. Garis besar lho ya. Jadi bukan ceritanya, tapi point-pointnya. Duh, gimana ya jelasinnya, hihi.
Lagu, musik dan 'atmosfer'-nya juga mirip banget dengan Petualangan Sherina 1, jadi benar-benar bikin nostalgia sama segala perasaan di 23 tahun lalu.
Bedanya, sekarang Sadam dan Sherina sudah menjelma menjadi 2 karakter orang dewasa, yang lagi-lagi, punya benang merah yang sangat jelas dengan sosok mereka saat masih anak-anak. Meski kita lihat kisah mereka lagi baru 23 tahun kemudian, saya seperti bisa membayangkan kehidupan seperti apa yang akhirnya membuat mereka tumbuh jadi sosok yang saya lihat di Petualangan Sherina 2.
Sherina yang sudah menjadi wanita karir ibukota, berprofesi sebagai jurnalis yang cerdas, kritis dan terlihat sangat passionate. Sedangkan Sadam telah menjelma menjadi laki-laki dewasa berprofesi sebagai manajer konservasi salah satu satwa liar yang dilindungi.
Tugas dari profesi mereka masing-masing lah yang akhirnya mempertemukan mereka kembali. Secara tersirat, juga diceritakan tentang gambaran hubungan mereka sepanjang 23 tahun ini.
Pertemuan mereka lagi-lagi disisipi petualangan melawan kejahatan. Bedanya, kalau dulu Sadam cuma bisa ngrepotin Sherina, kali ini Sadam udah gak kalah jagoannya, dan berhasil bikin penonton salting sekalian meleleh. Hehehe.
Jujur di beberapa bagian, alur cerita yang menurut saya kurang greget dan harusnya bisa dibikin lebih bagus sih. Salah satunya di bagian 'pengungkapan' si penjahat. Itu kayak agak kurang logis Sadam dan Sherina bisa menyelinap semudah itu. Tapi, bagi saya yang terpenting dari film Petualangan Sherina 2 ini adalah keberhasilannya membuat saya sebagai generasi 90-an sekaligus pecinta Petualangan Sherina 1 bernostalgia. Dan itu sangat berhasil!
Buat yang gak nonton atau gak punya kenangan dan kesan khusus tentang Petualangan Sherina 1 mungkin (mungkin lho ya) akan merasa film ini kurang greget di beberapa bagian.
Yang jelas, saya salah satu dari (ternyata) buanyak netizen yang berharap akan ada Petualangan Sherina 3 (yang agak mustahil), atau minimal spin off dari kisah hidup Sherina dan Sadam secara khusus.
Aakk, masih pengen nonton lagi!